Kvshodo: Tafsir Al Fatihah

Tafsir Al Fatihah

Tafsir Al Fatihah



Tafsir al-fatihah (ayat 1)

Firman Allah

بسم الله الرحمن الرحيم
"Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"
(Surah Al Fatihah: 1)

Tujuan membaca Bismillah adalah untukl menunjukkan bahwa konsep partisipasi qudrah Allah yang menyebabkan qudrat kita terlaksana. Betapa lemahnya kita sehingga setiap perilaku kita sebenarnya adalah dari qudrah Allah yang maha berkuasa. Karena itulah kita disarankan oleh jumhur ulama 'untuk memulai sesuatu tugas dengan Bismillah. Sewaktu zaman jahiliyyah, kebanyakkan Quraisy menyertakan perilaku dan sumpah mereka adalah atas nama Hubal, Latta dan Uzza serta Sya'biy sebagai tanda kebanggaan mereka pada tuhan sesat mereka. Islam memberi alternatif kepada umat Islam yang juga ingin mengizahkan tuhan mereka dengan adanya Bismillah pada setiap surah kecuali surah At Taubah. Namun dalam perilaku jahat, kita dilarang membacakan kalimat ini. Kepada sesiapa yang membaca Bismillah saat membuat kemungkaran dengan tujuan menghina dan mencerca ayat suci maka tidak diragukan kufurnya itu.

Pertamanya perlu diingatkan bahwa, ulama 'khilaf dalam mengatur Bismillah sebagai salah satu ayat Al fatihah atau pun tidak. Imam syafie mewajibkan bacaan Bismillah dalam shalat karena dinyatakan ayat ini sebhagian surah Al Fatihah. Ini berbeda dengan metode shalat Imam Hanafi.

Segala perbuatan kita seharusnya dengan diiringi nama Allah. Allah seolah-olah ingin memastikan segala perilaku kita diiringi dengan tujuan ubudiyyah dan uluhiyyah. Lantaran itu kita lihat juga bagaimana berbedanya kitab yang ditulis ulang oleh manusia dengan kitrab yang dipelihara yaitu Al Quran. Namun perlu diigatkan bahwa kitab asal samawi yang lain turut ditegaskan bismillah.

Allah memberi kemurahannya kepada semua makhluk di dunia ini. Perlu diketahui seluruh makhluk manusia telah mengakui keimanannya sejak alam lahut dan malakut. Lantaran itu kasih saying Allah pada insan tidak bertepi. Allah terus menunjukkan kemurahan kasihnya. Hal ini menimbulkan polemik dikalangan umat Islam, ketika muncul pertanyaan 'jadi kafir kaya, jadi miskin papa'. Polemik ini timbul lantaran beberapa aspek yang perlu diperhitungkan.

Memanglah kita ketahui izzahnya umat Islam diambil dikit demi dikit dengan kalimah sinyal dari rasulullah yaitu Al Ghussa '(semacam busa). Semanagt umatan wasotan dan khaira ummah kelihatannya dicabut sedikit demi sedikit. Namun perlu diketahui bahwa kondisi sederhana yang ada dalam Islam tidak mendorong manusia mengejar menjadi jutawan sehingg memecah rekor jutawan termuda Negara. Berapa sangat jutwan yang kembalikan kekyaan untuk mmasyarakat. Inilah kekuatan kapitalis. Memupuk mencari uang dan laba dengan metode represif keringat publik. Tampaknya mereka berusaha tetapi ada kelompok yang tersiksa. Kekayaan ini disebut istidraj.

Dalam surah Al Zukhruf ayat 33, Allah menegaskan jika allah tidak risaukan semua manusia menjadi kafir, niscaya dijadikan rumah dan tangga rumah orang kafir dari perak.

ولولا أن يكون الناس أمة واحدة لجعلنا لمن يكفر بالرحمن لبيوتهم سقفا من فضة ومعارج عليها يظهرون

"Dan sekiranya bukan karena hendak menghindari manusia menjadiumat yang satu (dalam kekafiran), tentulah kami buatkan bagiorang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya. " (az-Zukhruf: 33)

Berarti jika semua orang kafir Allah jadikan kaya niscaya semua manusia akan berlomba-lomba menjadi kafir !! Bukankah Allah juga memberi kemiskinan kepada non-muslim? Berarti kata kekayaan gampang dijadikan kepda manusia. Keraa aliran harta semuanya dikontrol olehNya. Dia mengkayakan seseorang dengan mengalirkan bagian orang lain kepada seseorang.

Tapi ada suatu kasih yang tertinggi. Inilah kasih mengasihani Allah khusus untuk umat muslimin. Kepada keksihnya yang berada di Firdaus kelak dapat menghayati wajah sesungguhnya Allah melalui pemandangan akhirat, bukan melalui pandangan umum sekarang yang terbatas ke sistem penglihatan dimensi.

Maka perlu diingatkan bahwa dengan ayat pertama ini, setiap hal dilakukan karena mengiringi perilaku degan nilai akidah nyata. Ulama 'usuluddin tradisional mengatakan keseluruhan esensi Al Quran terpada pada Al fatihah. Kekuatan Al fatihah pula terletak pada ayat Bismillah. Kekuatan ayat ini adalah pada huruf ba '(ب). Huruf ini membawa maksud dengan, pengiringan dan maksud kebersamaan pembacaan Al Quran dan perilaku dengan Nama Allah. Ini juga semacam janji awal pembaca Al Quran bahwa hk cipta (copyright) kalam Al Qadim ini adalah miliknya yang tidak bersekutu.

Tafsir al-fatihah (ayat 2-3)

الحمد لله رب العالمين (2) الرحمن الرحيم (3
'Segala puji bagi allah tuhan sekalian alam (2) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang (3)'
(Al Fatihah: 2-3)

Ulasan kali ini akan mengupas sekitar persoalan pujian dan sikap kader yang berkasih sayang dan berlemah lembut sebagai salah satu cara untuk mencari sasaran dakwah.

Al Fatihah disebut 'Sabu'n Masani' yaitu tujuh pujian. Segala ayat di dalam Al Fatihah sebenarnya bertujuan memuji diriNya sebanyak 17 kali sehari semalam sebagai kewajiban. Tidak heran Allah memulai surat ini dengan memuji dirinya sendiri disamping memulai dengan namanya pada ayat pertama.

Persoalan pujian.

Ulama 'Khalaf aliran kalam dalam sebuah kitab (pengarangnya merahasiakan nama)' Miftahul Jannah 'menyebut berkenaan pujian kepada Qadim. Puji Qadim berarti kita memuji Allah yang sediakala dan teragung. Sementara pujian kepada penciptaan manusia dan insan dikenal sebagai pujian makhluk atau pujian Hadis / aradh. Pujian kepada Allah adalah wajar. Sementara pujian kepada makhluk diizinkan dengan partisipasi pujian kepada penciptanya. Sebagai contoh jika kita menziarahi rumah teman kita. Kita segera akan meuji furnitur dan bunga perhiasan dalam rumahnya. Apakah perasaan tuan rumah itu? Tentulah ia juga merasa senang dan suka dengan pujian kita meskipun kita hanya memuji peralatannya. Inikan pula Allah yang Maha Pencipta.

Apakah hukum bagi kita memuji manusia? Dapatkah kita selaku pengkhotbah meminta pujian dari manusia. Dalam Surah Ali Imran: 188 berarti

لا تحسبن الذين يفرحون بما أتوا ويحبون أن يحمدوا بما لم يفعلوا فلا تحسبنهم بمفازة من العذاب ولهم عذاب أليم

'Janganlah sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan, janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa dan bagi mereka siksa yang pedih' (ali-Imran : 188)

Ayat ini sebenarnya diturunkan kepada kaum munafiq dan ahli kitab yang selalu menginginkan perhatian Rasulullah. Kononnya merekalah asal manusia yang berpegang dengan agama tauhid. Mereka mengatakan merekalah yang layak mendampingi Rasulullah dan bukannya golongan penyembah berhala jahiliyyah Quraisy. Inilah antara sebab Abdullah bin Saba 'mendirikan paham Syiah ketika ia tidak berhasil mendapat perhatian Khalifah Sayyidina Utsman Al Affan.

Namun kita dibolehkan meraih perhatian masyarakat terhadap organisasi kita. Karena organisasi Islam adalah lambing dan syiar kemegahan Islam itu sendiri. Memang akan ada manusia di dalam jamaah itu yang akan bangga dan riya 'dengan usahanya, akan tetapi keperatusannya amatlah sedikit dibandingkan dengan pujian individu.

Bagaimana jika kita menunjukkan amal kita agar dilihat orang. Perhatikan surah Al Baqarah ayat 271 ini,

إن تبدوا الصدقات فنعما هي وإن تخفوها وتؤتوها الفقراء فهو خير لكم ويكفر عنكم من سيئاتكم والله بما تعملون خبير

'Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang faqir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan -kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan '(al-Baqarah: 271)

Disini kita melihat A; llah tidak mecela amal yang ditunjuk orang. Tidak ada seorang manusiapun yang bisa membaca tingkat riya 'atau keikhlasan manusia lain. Maka karena itulah amal yang dipertontonkan tidak dapat diklasifikasikan sebagai riya 'atau syirik kecil. Bagi penulis, amal yang mewakili organisasi Islam wajar dipertontonkan agar menjadi contoh, syiar dan method dakwah yang efficient. Namun praktek individu yang selalu dipertontonkan bisa dinasihati dan bukan dihukumi secara wewenang.

Akhlak Da'i.

Allah sebagai pencipta manusia amat berkasihan dengan kita. Di sini perlu kita selaku kader mengamati seni dalam kita bergaul dengan berbagai segmen masyarakat. Sikap hilmun (sopan santun) dalam pidato orang yang lebih tua, sikap memanja dan mengusap-usap kepala golongan yang muda adalah sikap yang dapat mengubah keyakinan, hati dan perasaan mad'u.

Kita cukup sedih melihat hari ini pendakwah tampaknya manager atau manajer untuk program semata-mata dengan diharapkan manusia akan datang kepadanya menyerah diri untuk Islam. Asumsi kolot ini menyebabkan banyak kalangan pendakwah hanya bergoyang kaki dan tidak proaktif mencari anak usrah, mad'u dan target untuk diceritakan Islam padanya. Allah menggagaskan sikap 'azillatin a'la Al Mukminin' yaitu berlembut dengan mukmin. Alangkah bahayanya sikap beberapa karyawan Islam yang sangat memusuhi teman seanggotanya lebih dari membenci musuh agama. Alasan mereka adalah mereka membenci dan memulau dngan tujuan bercinta. Allah menggagaskan juga sikap a'i'zzatin a'la Al Kafirin yaitu membenci kepada kafirun. Tapi apakah perlu kita membenci kaum non-muslim. Persoalan juziyyahnya adalah kita harus membenci sibghah atau acuan kekufuran seperti sikap sekularisme dan sikap yang mendukung system kemanusiaan yang batil.

Tafsir al-fatihah (ayat 4)

مالك يوم الدين

"Yang menguasai Hari Agama (pembalasan)"
(Surah Al Fatihah: 4)

Pada interpretasi yang lalu telah kita kupas mengenai penghargaan yang patut kita berikan kepada pencipta mayapada ini. Disebutkan juga sikap hilmun dan kasih sayang yang patut ada dalam jiwa penggerak Islam. Kali ini penulis mencoba untuk teruskan review mengenai kekuasaan Allah yang digambarkan pada ayat ke empat ini. Sebelumnya telah kita ketahui segala pujian Al fatihah ini ditujukan khusus kepada Allah tuhan sekalian alam.

Ketentuan Rabb digunakan. Istilah ini menunjukkan penguasaan, penciptaan dan pengasuhan allah terhadap makhluknya. Dan sasaran bagi sifat ini adalah A'lam. Kata Rabbul Alamin berarti sekalian alam dikuasai oleh tuhan yang dinamakan Allah (dalam ayat pertama). Alama-alam yang terkait bukan sekadar ekologi dunia, sistem udara dan air tetapi mencakup alam barzakh, alam lahut, alam malakut (malaikat) dan alam akhirat yang serba hebat. Inilah penguasaannya. Setelah Allah memuji dirinya dan menyebut pula sikap lemah lembutnya yang berunsur targhib, maka Allah juga menjelaskan unsur ancaman dan pencegahan (tarhib) yaitu Dialah penguasa hari pembalasan.

Kata Hari Agama (Ad-Din) juga berarti

* Imbalan-imbalan (Jaza ') atau Mukafa'ah
* Taat
* Pencaturan
* Agama
* Perhitungan

Perbahasa Arab' Kama tadinu, tudanu 'yaitu bermaksud Sebagaimana kamu perbuat begitulah pembalasannya. (lihat Tafsir Al Manar Muhammad Rasyid Redha)

Ulasan Ulama 'Qiraat

Ada ulama yang memebaca Maaliki yaitu mimnya dibaca panjang karena itu berarti Raja atau penguasa / pemilik.

Ada ulama yang membaca Maliki yaitu mimnya dibaca pendek karena berarti Maha Penguasa. Bacaan ini lebih dalam artinya dan membawa maksud jelas yaitu Maha Pemerintah, Maha Penguasaan dan Maha Perencana.

Penguasaan Allah meskipun terjurus ke alam-alam, ia tetap terfakus kepada pengasuhan manusia yaitu khalifah muka bumi. Karena itulah dalam Surah An Nas kata Maliki An Nas dibaca pendek yang memebawa maksud yang Maha Menguasai Bangsa Manusia yang berakal. Tidak pula disebut Maliki Asyaa '(yaitu tuhan Maha Menguasai benda-benda).

Sekitar Pemerintah.

Dihari pembalasan ini Allah akan menyeru kepada semua penguasa-penguasa atau raja-raja manusia agar dibandingkan dengan kekuasaanNya pada hari tersebut. Lantran itu Surah ini adalah umpama tazkirah secara sindiran kepada golongan penguasa agar mengingat hubungan vertikal yang Maha Agung.

Allah sangat melaknat orang pemerintah yang menggunakan kekuasaan mereka untuk menghancurkan manusia yang lemah. Misalnya munculnya raja-raja Yahudi yang kemudian menggunakan kekuasaan untuk menhancur manusia beriman dalam surah Al Buruj ayat 4-7,

ق تل أصحاب الأخدود (4) النار ذات الوقود (5) إذ هم عليها قعود (6) وهم على ما يفعلون بالمؤمنين شهود (7)

"Binasa dan laknatlah orang-orang yang membuat parit. Yang berapi kayu bakarnya. Ketiak mereka duduk di sekitarnya. Sedang mereka menyaksikan apa yang mereka buat terhadap orang-orang beriman".

Sikap perbuatan zalim ini turut dijelaskan oleh Rasulullah dalam beberapa Hadis yang diriwayatkan oleh ulama hadis masyur berkenaan Hadis Ghulam (kisah pemuda yang dieksekusi). Dalam kisah ini menggambarkan betapa hasadnya golongan taasub yahudi (Bani Israel) terhadap Nabi dan agama Tauhid yang dibawa Oleh Nabi Isa (juga dari Bani Israel). Kekejaman ini digambarkan dan akan berulang lakunya sampai kiamat.

Saran Kepada Pemerintah.

Saran adalah harus diberikan kepada golongan pemerintah secara berhikmah dan menurut Methodologi zaman. Saran juga dapat diberi secara sindiran, dakwah umum atau muwajahah silmiyyah. Para pemerintah membutuhkan nasihat yang sesuai dengan statusnya. Bukan semua pemerintah akhir zaman bisa berlapang dada seperti Umar Al Khattab RA

kata Nasihat berasal dari kata

'Nasaha Ar Rajulu Saubahu' yaitu seorang pria menjahit kainnya. Kata Nasaha disini berarti menjahit. Jahitan adalah perilaku yang positif dan membawa keuntungan kepada kain yang awalnya tidak cantik sedikit pun. Atau diambil dari kata "Nasahtu Al A'sal" iaiti aku menyaring manisan. Ketentuan menyaring (Nasaha) membawa arti refining, mencantikknya, memeprhaluskan dan sebagainya yang memebawa arti pembaikkan. Jadi Saran yang memebawa madu 'lari dari jalan dakwah, nasihat yang tidak berhikmah bukannya mengikuti arti Nasihat sebenarnya. (lihat Syarah Hadis 40: Mustafa Abdul Rahman).

Ini dilihat bagaimana Sheikh Daud Al Fatani menyisipkan bab Pemerintah dalam kitab terkenalnya berkenaan solat iaiatu Muniatul Musolli. Lihatlah betapa seninya ulama 'silam. Mereka memberi ingatan secara hikmah ketika Raja Patani ketika itu memintanya menyiapkan brosur mengenai shalat khusus untuk beliau.

Tafsir al-fatihah (ayat 5)

إياك نعبد وإياك نستعين
"kepadamulah semata kami beribadah dan kepadamulah saja tempat kami memohon pertolongan" (Al Fatihah: 5)

Penegasan Tauhid

Ayat ini merupakan pertanda bahwa Al Fatihah menegaskan perihal ubudiyyah dan tauhidnya. Perlu ditegaskan bahwa Surah Al Fatihah adalah konklusi kepada keseluruhan esensi kitab samawi termasuk Al Quran. Tempat esensi penegasannya adalah perihal tauhid. Disini kita melihat kata na'budu yaitu istilah kami sembah. Persyaratan ini menjelaskan tauhid Rububiyyah. Tauhid ini adalah membuktikan bahwa alam maya ini memiliki suatu pencipta dan raja segala raja lantaran adanya 'perbudakan' dan golongan 'hamba' tersebut. Sedangkan penegasan Uluhiyyah ada dengan memperhatikan istilah Iyyaka yaitu berarti 'hanya kepada mu semata-mata'. Klausa ini mematikan argumen bahwa diperbolehkan kita beribadah kepada siapa saja tanpa memandang siapa tuhan kita. Tauhid ini adalah penyucian fikrah kita dari ketergantungan kepada siapapun, termasuk;

* Malaikat
* Raja / pemimpin manusia
* Jin Islam
* Hewan

Meskipun tempat ketergantungan kita itu adalah golongan yang baik. Namun harus dibedakan unsur Ikhtiyariy dengan ketergantungan ini.

Al Fatihah sebagai Doa 'dan konsep tawakal.

Disini jelas bahwa Al Fatihah adalah suatu Surah yang berbentuk doa '. Ada banyak ulama 'yang memungkinkan kita mengangkat tangan doa' saat membaca Surah ini. Allah menegaskan bahwa setiap permintaan dan pertolongan yang ingin kita pinta membutuhkan usaha dan bayarannya terlebih dahulu yaitu perbudakan dan penundukan kepadanya.

firman Allah

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

"Dan tidak aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku" (Surah Az Zariat: 56)

Kita diminta untuk bertawakal setelah usaha yang kita laksanakan. Tawakal adalah menyerah diri kepada Allah SWT, ridha terhadap ketentuannya mengikhlaskan niat kita dan memperbaiki sangkaan kita terhadapNya. Adapun marhalah Tawakal adalah antara tingkatan tertinggi golongan sufi yang merasakan bahwa dunia ini tidak berguna padaNya.

Pohon tawakal adalah teguh hati kita dengan meyakini semua hal adalah ditangan Allah. Kemudian harus hati kita merasa aman dan tenang dan tidak khawatir dengan ketentuanNya. firman Allah

فإذا عزمت فتوكل على الله إن الله يحب المتوكلين

"Apabila kamu telah berazam (bertekad dan berusaha) maka bertawakallah kepada Allah, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal"

(QS Ali Imran: 159)

Namun dalam bertawakal pasti akan mencakup unsur duniawi atau ikhtiyar mahkluk untuknya. Ulama 'menetapkan bahwa ada 2 jenis sebab duniawi yang dapat disertai dengan tawakal.

1) Sebab keagamaan: yaitu ketika kita berdoa, bermunajat, beribadah dengan tekun kemudian kita meminta sesuatu, maka Allah dapat memberi sesuatu yang kita pinta baik secara tunai atau ditunda di akhirat maupun diberi dalm bentuk kaffarah dosa. Namun perlu diingatkan bahwa ibadah kita bukan penentu untuk kita mendapat pertolongan dan pahala dariNya.

2) Sebab Keduniaan Yaitu lantran usaha kita sebagai contoh kita berobat secara modern atau tradisional untuk semua penyakit kita. Usaha ini juga menyebabkan pertolongan dan dapat disertai dengan tawakal.

Ayat Ali Imran 159 menegaskan kepada kita agar berusaha bekerja dan mencari nafkah dari meminta-minta dalam kehidupan. Manusia diminta bertekad dan berupaya disamping doa. Namun ada pengecualian untuk orang yang terkhusus untuk kerja sesuatu. Mereka dapat meminta imbalan dari muslimin lainnya.

Misalnya pada zaman Rasulullah, golongan Suffah diberi tugas untuk mengimarah masjid, menjaga masjid serta menjadi pendengar hadis yang setia seperti Abu Hurairah. Lantaran itulah mereka diberi makan oleh para sahabat yang lain. Pada zaman tersebut perkerjaan utama adalah berdagang. Tidak ada gaji tetap untuk penjaga masjid, tentara atau sebagainya. Mereka berperang bilamana diperlukan dan seluruh rakyat adalah tentara. Tugas pengkhusussan mulai menjadi suatu karir ketika zaman Umar RA yang membuat Diwan, Pegawai POS, Tentara dan Polisi kota dengan gaji tetap dan dimulailah era pekerjaan selain bisnis dan spesialisasi tidak lagi dianggap sebagai orang yang tidak kerja.

Konsep Ibadah Shahihah.

Dalam ayat ini juga mengajarkan kita arti ibadah. Ibadah berarti penundukan dan ketaatan kita kepada Allah semata-mata. Sheikh Rashid Redho dalam Tafsir Al Manarnya menyatakan nilai penundukan dan ketaatan makhluk kepada rajanya tidak bisa dikatakan sebagai Ibadah meskipun ada unsur perbudakan dan ketaatan di situ. Ibadah adalah suatu pekerjaan yang disertai dengan keikhlasan mendalam, niat yang tulus, bebas dari tujuan lain dan dikhususkan untuk Allah SWT. Ibadah ada 2 bagian yaitu:

1) Ibadah Khusus: suatu ibadah yang diartikulasikan secara jelas dalam Al Quran dan direkomendasikan dalam Hadis dan Athar Rasulullah. Seperti Ibadah Shalat, Nikah, Zakat dan berhaji.iBadah ini dilarang penambahan dan modifikasi yang dapat menyebabkan Bida'ah Dzalalah. Adapun beberapa tindakan berdoa dan berlafaz niat shalat dilakukan setelah dan sebelum Ibadah khusus dilakukan tidak dikatakan Bida'ah sebaliknya sebagai dorongan untuk beribadah. Ibadah khusus memiliki syarat dan rukunya yang semestinya mengacu pada metode Rasulullah dan para Sahabat Ajmai'n.

2) Ibadah Umum: Ibadah ini dilakukan secara tidak langsung. Segala perbuatan yang diniatkan untuk mendapatkan pahala asalkan menurut syara 'tidak ada nash yang melarang, tidak melampaui batas dan berniat ikhlas maka sesuatu itu dinamakan Ibadah umum. Misalnya membaca buku agama dan akademis, makan, memebrsih rumah dan mengarang untuk dakwah. Namun ada sebagian ulama 'yang mangkhususkan pahala sekadar hal yang dinaskan dari sunnah Rasulullah yang otentik. Meskipun rekomendasi ini terlihat untuk memebrsihkan ibadah dari bid'ah, namun usaha ini kadangkala mempersempit pengertian Ibadah yang disebut dalam Surah Az Zariat ayat 56 tersebut.

Tentang Tawasul.

Banyak yang terjebak dengan perdebatan tawasul serta tidak dapat membedakan tawasul denga syirik kepada Allah. Meminta pertolongan dari makhluk selain Allah adalah sesat dan syirik. Namun ada ulama 'sufi yang menghgunakan usaha tawasul (berdoa dengan disertai dengan partisipasi nama sheikh, Rasul dan Nabi sebagai penguat doa') untuk memfasilitasi penyampaian doa 'mereka. Mereka menggunakan ayat Al Maidah: 35.

يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله وابتغوا إليه الوسيلة وجاهدوا في سبيله لعلكم تفلحون

"Wahai orang-orang beriman, takutlah kalian kepada Allah, dan carilah jalan (Al wasilah) kepadaNya, dan bersungguh-sungguhlah (Al Jihad) ke jalanNya Moga kamu mendapatkan kesuksesan". (al-Maidah: 35)

Tafsiran ulama sufi ialah kita disarankan mencari jalan (metode tawassul) untuk mendapatkan rahmat dan memfasilitasi doa 'kita. Ianya seolah-olah recomandation dari golongan mulia kepada kita. Namun berdasarkan hadis Rasulullah, Al wasilah berarti tempat khusus untuk Baginda nanti di surga. Namun Ulama 'salafiyyah pula menyatakan syirik bagi kita untuk bertawasul. Hal ini ditentang hebat oleh Sheikh Muhammad Abduh dan Sheikh rasyid Redho yang tidak ingin melihat jatuhnya Islam semata-mata kelemahan dan keterpesonaan umat Islam dalam kancah sufi dan tawasul. Namun dalam hal ini. Imam Hassan Al Banna menegaskan perbuatan tawasul tidak bisa dikatakan syirik selagi mana perwasilahan itu bukan berbentuk penyembahan dan pemujaan kubur. Tapi ada baiknya bertawasul hanya melalui Baginda Rasulullah SAW yang jelas maksum dan terpeliharan dari penyerupaan Iblis dan Jin.

Perdebatan Istia'nah.

Apabila kita berdebat tentang pertolongan yaitu istia'nah Allah kepada kita, kita tidak akan terlepas dari memandang pertolongan itu sebagai Nasrullah atau bantuan Allah yang maha kaya. Nasrullah lebih manfaatnya kepada kaum muslimin karena bantuannya akan melemahkan musuh Islam dengan perantaraan tentara malaikat. Inilah bantuan yang dicita-citakan oleh para mujahidin. Berbagai hal aneh terjadi di medan jihad karena bantuan khusus ini.

Dalam bab istia'nah kita dibolehkan mendapatkan pertolongan dari golongan kafir dan munafik serta fasiq. Ini terbukti ketika Rasulullah telah mengizinkan Abdullah Bin Ubai turut serta dalam serangkaian perang beliau. Juga peristiwa Abu Mahjan yang mabuk ikut dalam perang melawan Persia.

Dalam meminta pertolongan kaum kafir ulama 'berkhilaf:

* Imam Malik dan Ahmad tidak mengharus secara mutlak.
* Imam Abu Hanifah mengharuskan asalkan Islam yang mendominasi.
* Imam Syafii'e menhgaruskan dengan kondisi umat Islam benar-benar terdesak dan golongan kufur cenderung kepada kita.

Rasulullah pernah mengirim tamar ajwat dan memberi 5 ratus dinar kepada Quraisy Mekah saat dilanda kekeringan. Jadi disini kita bisa meinta pertolongan dalam pemahaman yang membawa kearah kebaikan (tahalluf) dan dapat memberi pertolongan juga kepada mereka, atas sifat Rahman dalam jiwa pengkhotbah.

Tafsir al-fatihah (ayat 6)

اهدنا الصراط المستقيم
"Tunjukkanlah kami jalan yang lurus" (surah Al Fatihah: 6)

Kali ini kita akan mencoba memperbaiki puncak bagi tujuan Surah Al fatihah yang sebenarnya. Inilah tujuan utamanya yaitu suatu doa untuk memohon jalan yang lurus. Mengapa disebut jalan yang lurus? Kenapa tidak dikatakan jalan yang satu atau jalan yang terpilih? Sifat lurus pada jalan adalah jalan yang semestinya disukai dan akan dipilih oleh seorang sopir. Mereka akan memilih jalan yang mudah dibawa tanpa membutuhkan energi yang lebih untuk mengontrol kendaraan. Inilah perumpamaan ayat ini.

Jalan yang lurus.

Suatu ketika Rasulullah SAW pernah menggariskan pada tanah garis. Kemudian Rasulullah membuat garis-garis yang bercabang dari garis induk tersebut. Lalu beliau membacakan ayat Al Ana'am ayat 153

وأن هذا صراطي مستقيما فاتبعوه ولا تتبعوا السبل فتفرق بكم عن سبيله

"Dan sesungguhnya inilah jalanku yang lurus maka ikutilah ia, dan janganlah kamu ikut akan jalan-jalan yang lain, kelak ia akan memecah belah kamu"

Jalan yang lurus adalah impian setiap manusia. Jaln ini juga dikenal oleh kaum kafir sebagai jalan hidup yang bahagia. Agama Budhha menganggap Nirvana dan Mokhsha sebagai tujuan hidup. Ada agama lain yang ingin bersatu hidupnya dengan tuhan. Islam selaku nahjus Sohih yang menjadi nizam al hayah memberi pelbagi solusi lengkap kepada manusia. Lihatlah satu persatu system nya:

* Kehalusan system pewarisan harta (yang tidak ada dalam agama lain)
* Keadilan system pernikahan (Hindu mengamalkan amalan satthi yang menzalimi janda)
* Kecantikan system ekonomi Islam (tidak ada agama lain yang memiliki system ekonominya sendiri)
* Pengertian politiknya yang transparan.
* Aturcara Ibadahnya yang menyehatkan tanpa memberatkan golongan publik serta menenangkan. Inilah Islam.

Pengertian Hidayah.

Menurut Jamaain Abdul Murad dalam Tafsir Juzu 'Amma dan Sheikh Rashid Redho dalam Tafsiran Al Manarnya, manusia sedari kecil sudah diberikan hidayah. Yaitu:

* Hidayah wujdan At Tabii'y: Ini adalah hidayah dan petunjuk yang Allah beri kepada manusia sejak dilahirkan. Yaitu rasa lapar, haus dan panas yang tidak membutuhkan guru untuk dipahami oleh mereka.
* Hidayah Al Hawas: Hidayah panca indera yang memandu manusia untuk mendapatkan informasi seperti mata, telinga dan kulit. Indikator ini disebut sebagai reseptor dalam istilah sainsnya.
* Hidayah Aqli: yaitu petunjuk dan informasi yang disintesis atau diproses oleh akal manusia. Melalui akallah manusia tahu mana yang baik atau buruk. Lantaran itulah manusia yang cerdas (ulul Albab) akan menggunakan akalnya untuk melihat kebenaran Ilahi dan memastikan dirinya mentaati Allah melalui anugerah akal. Allah sering menyindir golongan pandir yang tidak mau menggunakan akalnya demi mendapatkan izin sebagai (Afala ya'qilun, Afala tatafakkarun)
* Hidayah Ad Din: Ini adalah hidayah yang Allah beri kepada siapa yang berhak. Tidak semua insane diberikan hidayah ini. Karena itulah jika kita semata-mata menggunakan nazarah (penglihatan dan pengamatan) untuk menemukan kebenaran kita tidaka akan memperoleh kebenaran lantaran tiadanya hidayah ini pada kita.
* Taufiq: Taufiq adalah usaha ikhtiyariy manusia untuk mendapatkan kebenaran. Tanpa usaha Allah tidaka akan mengubah diri dan situasi ketidaktahuan kita kepada kebenaran. Inilah perannya kader untuk menggerakkan taufiq ke dalam diri madu 'mereka terlepas dari target menerima dakwah atau tidak.

Penggunaan Akal untuk mendapatkan Hidayah.

Dalam Surah As Syams Allah berfirman,

فألهمها فجورها وتقواها

"Maka diilhamkan kepada manusia jalan yang buruk (fujur) dan jalan yang baik (taqwa)" (Surah As Syams: 8)

Maka setiap manusia akan terinspirasi jalan baik dan buruk berdasarkan kemauan dan kehendaknya. Apabila seseorang manusia inginkan jalan kebaikan Allah akan membantu dan meluaskan dadanya untuk Islam. Rasulullah menegaskan bahwa orang yang diinginkan Allah akan kebaikkannya maka akan diberi pemahaman Ilmu agama walau apa latarbelakangnya sekalipun.

Kita melihat bagaimana Pluto dan Xeno filsuf Yunani yang terinspirasi berbagai ide yang bernas dan baik untuk masyarakatnya. Peradaban ini juga menyediakan basis demokrasi yang dekat dengan system keadilan Islam. Lantaran itulah ada yang berpendapat ada indikasi atau Nabi yang diutus kepada bangsa Yunani ini.

Kita juga melihat bagaimana kaum Yahudi yang anarkis serta degil diberikan berbagai ide yang saban kurun menyusahkan umat manusia seluruhnya. Ide teori Darwin yang menghasilkan tabrakan rasial seluruh dunia, Teori Komunis yang banyak memakan nyawa serta ternyata terbalik dari fitrah kemanusiaan, teori kapitalisme yang menekan beberapa indidividu dan bersifat rasis, ide tabrakan Islam dengan blok barat yang menghasilkan tabrakan Islam dengan barat secara berkelanjutan serta banyak ide lagi yang menyesakkan manusia. Jaln -jalan kejahatan ini dibantu oleh Iblis dan Setan atas izin Allah. Disinilah perana manusia berdoa agar diberikan ide dan gagasan untuk maslahat umat, ide untuk mengembangkan umat dan ide untuk pembangunan yang muslih.

Perlunya manusia akan tali yang sejahtera.

firman Allah

بحبل الله واعتصموا جميعا ولا تفرقو ا

"Berpegang teguhlah dengan tali Allah secara massal dan janganlah berpecah belah" (Surah Ali Imran: 103)

Tali ini juga disebut sebagai U'rwatul U'sqa yaitu tali yang sejahtera. Bantuan (jalan) ini hanya tersedia setelah kita menghujat hal toghut (fujur). Disini jelas bahwa di dunia ini hanya ada 2 saja blok. Blok Islam serta blok jahiliyyah yang menyesatkan. Blok Islam diperoleh jika kita menidakkan blok kesesatan tersebut. Inilah syarat untuk mendapatkan tali yang sejahtera tersebut.

Golongan yang tidak mendapat Tali Hidayah Allah.

Golongan ini sdisebutkan sebagai golongan ilhad. Golongan yang umumnya dikenal sebagai ideologist ini akan tyerseungkur akhirnya. Mulhidun adalah simbolisme manusia yang tidak diperkenankan memilih jalan taqwa (jalan takutkan Allah).

Fitur mereka adalah:

* kegoyangan pikiran dan pertentangan jiwa.

Telah terbukti ideaologi yang berbasis sekuler dan atheis (Darwinisme dan Marxisme) telah menghasilkan berantakan dis eluruh dunia. Teori ini hanya mengahasilkan golongan hero rimba yang menindas kaum lemah. Lihatlah teori kolektif komunisme (taa'ddudiyyah), kita melihat dimana kesetaraan yang dicanangkan hanya retorika yang indah. Sebaliknya penindasan golongan yang tidak berdaya, golongan beragama, golongan berpenyakit begitu parah sekali. Mereka sendiri tidak tenang dan tidak tahu arah kemana teori mereka. Mereka sendiri terpaksa mengubah teori asal Marx ke bentuk yang lain serta lebih agresif dan kejam (Bolshevik). Mereka tertekan dan menderita atas kesalahan mereka sendiri.

* Mencari kepentingan diri.

Golongan yang tersesat akan senantiasa memikirkan nasibnya saja karena tidak ada bimbingan kekuatan lain yang besar. Akal dan jasad mereka adalah jaminan bagi menongkah arus kemanusiaan. Mereka mencaturkan sosiologi manusia berdasarkan naluri hati tanpa memikirkan hubungan erat timbal balik yang Allah sarankan. Mereka akan terjebak dengan ideology yang mementingkan kepentingan bangsa, negara, ras dan suku mereka. Inilah assobiyyah yang haram untuk diikuti.

* Hancurkan system kekeluargaan dan system masyarakat.

Ideologi sesat banyak menghasilkan durjana-durjana yang disebut sebagai solusi sebaliknya bertindak sebagai perusak system kekluargaan dan masyarakat. Manusia mulai menerapkan paham Ananiyyah dan individualisme. Merteka lupakan kepentingan tetangga, keluarga, adab sopan dan kehormatan martabat keluarga seperti yang Islam bawakan. Komunis telah lama memisahkan anak-anak dari orang tua karena anak yang sehat akan menjadi milik negara (seperti paham pemerintah Sparta Yunani kuno). Mereka lupakan maluri tradisi mereka terhadap kasih sayang dan hati. Inilah paham sesat yang dibauri oleh pandaun setan untuk menghancurkan ajaran hilmun bawaan Rasulullah SAW.

Ada banyak lagi natijah dan implikasi buruk akibat tidak adanya hidayah dan petunjuk ke arah yang lurus dan salimah. Maka sebagai golongan pendakwah, seharusnya kita juga memohon petunjuk agar tidak menjadi seperti Azazil yang lupakan doa kepada dirinya sendiri ..

Tafsir al-fatihah (ayat 7)

صراط الذين أنعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا
الضالين "Jalan yang menikmatkan engkau ke atas mereka selain golongan yang dimurkai dan orang yang sesat". (Surah Al Fatihah: 7)

Maka setelah kita melihat maksud puncak Al fatihah yaitu ayat yang ke-6, perlu kita tahu rahasia dibalik jalan tersebut. Jalan yang kita pohon tersebut mengandung taqyid (syarat) nya yang tersendiri. Dalam ayat ke-7 ini kita akan mengidentifikasi kondisi tersebut. Semestinya jalan yang kita pilih adalah jalan yang dinikmatkan Allah akan golongan terdahulu dan akan dating. Jalan atau disebut tali sejahtera ini merupakan nikmat yang paling tinggi. Sebagai makhluk yang lemah, kita membutuhkan bantuan pencipta kita untuk memandu akal kita dalam memilih jalan hidup kita apakah jalan taqwa ataupun jalan fujur. Inilah yang harus kita pikirkan. Tujuan perjuangan para da'i adalah:

* Memperbaiki Aqidah umat manusia sekeliling yang telah diselaputi karat penyimpangan baik dari pihak musuh Islama atau umatnya sendiri yang menjadi pesuruh musuh Islam. Inilah pekerjaan tetap para anbiya 'dan mursalin. Kerja Aqidah adalah kerja asasi para pejuangn Islam. Tujuan perjuangn baik dengan method ziarah, method lokakarya, seminar, tazkirah atau mata pena, tujuannya adalah membangun generasi ubudiyyah. Adapun tujuan pembangunan masyarakat dan negara adalah tujuan sementara yang menyebabkan tujuan agung ini.
Memperbaiki akhlak dan sikap. Akhlak manusia dipandu ke system Aqidah. Akhlak yang kokoh akan diwujudkan dari Aqidah. Usaha memoralkan masyarakat adalah sia-sia jika lunas Islam tidak dipenuhi. Karena Sistem Islamlah yang dapat memugar sikap, perilaku, tanggapan dan perilaku.
Memperbaiki system manajemen dunia. Ini dimulai dengan manajemen keluarga menurut Al Quran dan Sunnah, manajemen masyarakat, negara, Negara dan diplomasi negara menurut Islam.

Beberapa tujuan misionaris ini adalah membutuhkan pemilihan jalan yang sejahtera dan taqwa. Inilah jalan yang penuh ranjau dan berduri. Hassan Al Banna dalam ceramahnya pada awal berdirinya Ikhwan selalu mengingatkan pengikutnya akan tantangan, siksaan, dilemma dan kesusahan mendatang meskipun kesulitan tersebut hanya terjadi sekitar 10 tahun setelah pidato tersebut. Ini menunjukkan jika kita memilih jalan taqwa sekalipun kita tidak akan terlepas dari kesulitan akibat manusia yang berhati iblis.

Golongan yang dijamin mendapat nikmat melalui jalan sejahtera adalah;

* Rasul dan Nabi
* Syuhada 'yang menyaksikan keesaan Allah melalui penjualan nyawanya sendiri.
* Para solehin yang beramal.
* Golongan mujahidin yang istiqamah, serta golongan-golongan lain yang dijamin melalui ayat Al Quran sendiri.

Siapakah yang dimurkai?

Marilah kita mengenal golongan yang dimurkai ini. Dikatakan oleh Ulama 'mufassirin, golongan yang mencoba ditonjolkan dalam ayat ini adalah kaum Yahudi.

Apakah sikap Yahudi?

* Mereka arogan dengan Allah. Mereka juga congkak dengan manusia yang lain. Mereka bangga dengan keturunan Nabi Yakub mereka dan dikaruniai lebih kurang 4000 Nabi yang bukan Rasul! Mereka banyak sekali menantang para Nabi, banyak bertanya soal remeh seolah mengolok-olok Allah serta inginkan bangsa lain tunduk kepada mereka walau dimana mereka berada. Kini kita melihat golongan Yahudi zionis, menguburkan mayat mereka dalam kondisi berkot dan ditanam secara vertikal bukan horizontal seperti Islam dan Kristen. Mereka mengatakan mereka golongan yang tidak akan tidur atau tunduk kepada orang lain bahkan setelah mati.

* Mereka sangat memusuhi Nabi yang selain Nabi Musa AS sebabnya ialah, Nabi Musa telah memberi kehormatan dan martabat yang tinggi kepada mereka serta menyelamatkan mereka denga berbagai mukjizat yang beragam. Mereka adalah penentang Nabi Samuel saat Nabi ini memutuskan agar Talut yang memimpin mereka menawan Palestina kembali dari tentara Jalut (golongan Arab Kana'n). Mereka telah sepakat untuk membunuh Nabi Isa AS bahkan Nabi Isa diutus dari kaum mereka sendiri. Mereka berkonspirasi dengan Yahuza dan akhirnya memakan dirinya sendiri. Mereka membenci nabi Daud dan Sulaiman serta Yahya dan Zulkifli.

* Mereka adalah rasis! Mereka merekomendasikan teori Darwin dan Komunisme (class struggle) yang memakan nyawa jutaan umat manusia. Teori persaingan gila ini diterapkan secara revolusioner dan mendadak sehingga Teor ini memakan sendiri para penciptanya. Mereka atas sangkaan bahwa golongan selain Yahudi adalah kaum goyyim (babi) yang tidak setara dengan mereka. Atas cetusan mereka Nazi dan Fasis Italia juga bangkit untuk menyoroti ras mereka yang mengakibatkan suasana lebih buruk.

Mereka telah dilaknat dengan liusan nabi mereka sendiri yaitu Nabi Allah Daud dan Isa.

Firman Allah,

لعن الذين كفروا من بني إسرائيل على لسان داوود وعيسى ابن مريم ذلك بما عصوا وكانوا يعتدون

"Telah dilaknat akan orang kafir dari golongan Bani Israel melalui lisan Daud dan Isa Bin Maryam disebabkan mereka durhaka dan mereka melanggar (aturan)"

(QS Al Maidah: 78)

Melalui ayat ini, ualama 'menceritakan tentang peristiwa golongan Bani Israel pada zaman nabi Daud berubah menjadi kera. Hal ini adalah karena mereka melanggar perintah Allah agar memuliakan hari sabtu dimana dilarang untuk mereka bekerja (menangkap ikan). Mereka dijuluki sebagai Ashabul Sabti.

Pada zaman Nabi Isa AS pula, golongan manja ini (yang telah beriman) inginkan pula hidangan dari langit yaitu salwa dan manna. Setelah memakan makanan tersebut lupa janji mereka akan meningkatkan taqwa mereka sebaliknya mereka menghujat pula Nabi Isa AS Lalu mereka didoakan menjadi babi. Golongan ini disebut sebagai Ashabul Maidah.

Berdasarkan ayat ayat dalam surah Al Maidah juga, kita menemukan bahwa golongan Yahudi ini senantiasa menghujat ajaran taurat. Mereka lebih nyaman dengan tulisan kitab Thalmud yang berunsur hikayat dan doktrin rasial mereka.

Siapakah orang yang sesat?

Dalam hal ini, ulama 'mengatakan golongan ini adalah golongan Nasrani yang kini dijelmakan dalam agama Kristen. Perlu diingatkan Kristen hari ini bukan lagi ahli kitab sebagaimana golongan Nasrani dahulu. Ajaran mereka telah lama diselewengkan oleh kaum Romawi sewaktu Kebangkita Peradaban Romawi dahulu. Pemerintah Romawi membuat re- branding kepada agama Nasrani dengan mengatakan bahwa Nabi Isa lah anak tuhan yang digelar Kristos (bahasa Romawi kuno berarti orang yang suci). Lantaran itu ajaran Nasrani yang diwarisi dari orang-orang Hawariyyun bernama Christ dan orang yang menautnay disebut Christian. Maka lambang salib mulai berlaku dan mazhab pertama didirikan adalah Gereja Roman Katolik. Pada dasarnya mereka mewarisi ajaran Nabi Isa. Namun setelah dirusak Aqidah tersebut, maka ajaran ini mulai menyimpang dari ajaran sebenarnya.

Umumnya orang yang sesat tanpa hidayah Islam adalah disebabkan oleh beberapa factor;

* Tidak pernah sampai kepada mereka akan dakwah: Hari ini golongan sebegini mungkin sudah tiada. Adapun kata ulama 'jika tidak ada golongan pendeta yang sampai pada suatu tempat maka mereka dihukumkan jahil dan tidak akan disiksa.
* Telah sampai dakwah tapi golongan ini tidak ingin menggunakan hidayah aqli dan hidayah hawas (indra) untuk memikirkan ayat Quran. Kita melihat bagaimana ilmuwan yang terkenal dalam National Geographic yaitu Jaques telah memeluk Islam setelah menemukan sendiri pemisah (tabir) antara laut asin dan air tawar di dalam laut yangmembuktikan ayat Surah Ar Rahman ayat 20 dan 22.
* Telah beriman namun sesat dalam amalannya. Golongan ini mungkin terlalu yakion dengan Ilmunya sehingga riya 'menguasai dirinya. Golongan ini juga terpengaruh dengan unsur agama lain lalu mencantumkannya dengan ajaran Islam. Ada juga kaum beriman yang tidak ingin menuntut lebih mendalam ilmu agama sehingga tersesat dalam pengamalan dan tanggapannya tentang syariah Islam.

Kesimpulan

Dari ayat ini daptlah kita mengambil iktibar bahwa akal dan manusia lain bukanlah pelindung atau ketergantungan kita yang nyata. Sikap arogan dan sikap skeptical melulu terhadap ajaran Allah akan menjerumuskan kita ke lembah kekufuran. Lantaran itulah Imam Hassan Al Banna mendesak anggota Ikhwan untuk taa'bud tanpa soal tau berittiba 'dengan segala aturan Syariah tanpa soal akan hikmah atau filosofinya. Mempelajari filsafat adalah untuk memperkuat iman bukan sebagai penyebab kita mempertanyakan kekuasaan Allah dan kesyumulan ajaran Islam.

Firman Allah,

مثل الذين اتخذوا من دون الله أولياء كمثل العنكبوت اتخذت بيتا وإن أوهن البيوت لبيت العنكبوت لو كانوا يعلمون

"Perumpamaan orang yang mengambil selain Allah sebagai wali (penolong / pelindung) adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya selemah-lemah rumah adalah rumah laba-laba"

(QS Al Ankabut: 41)

Sebagai pendakwah Islam, selain berdoa untuk kita ketahui sumber-sumber sekunder lainnya untuk memperkuat dakwah kita.

* Kekuatan komitmen. Intima 'yang tinggi dalam gerakan Islam akan mencegah kita terjerumus dalam lembah fujur. Kita akan terikut-ikut sikap kafir dan munafik dalam nenyelesaikan masalah. Lantaran itu sirah dan interpretasi Al Quran adalah obat yang mujarab untuk kita mengetahui seluk beluk solusi masalah ala salafus shalih.
* Kekuatan manhaj dan Fikrah. Butuh diperteguhkan manhaj gerakan Islam serta membangun paradigma yang jelas tentang kesempurnaan Islam. Argumen-argumen dan fakta pendukung harus dipelajari dan dikaji oleh para aktivis gerakan Islam.
* Kekuatan Akhlak dan spiritual. Kekuatan ini diperoleh dengan hubungan ritual yang sering. Senantiasa menjadi golongan istiqhfar dan golongan bertaubat.
* Kekuatan ukhuwwah. Ukhuwwah yang kuat dapat menjaga lingkaran kekuatan fikrah dan amal kader. Jika ukhuwwah tidak kuat, pengaruh jahiliyyah dan musuh Islam mudah masuk meyusup tanpa disadari. Perkelahian murahan mudah terjadi jika unsur ini tidak diperteguhkan.
* Kekuatan disiplin. Disiplin menjaga diri kita dari menjadi golongan lemah, bermudah-mudah, lemah perencanaan dan tidak optimistic dalam usahanya. Disiplin yang lemah akan menghasilkan golongan yang membandel, sulit dididik dan mudah terlepas dari lingkaran kesatuan.

Umumnya, jalan yang diberi nikmat oleh Allah akan dicapai oleh kita melalui sarana yang beragam. Namun kita percaya dengan jalan Harakiyyah Hizbiyyah ini, dalam upaya mengecap nikmat tersebut. Insya Allah .......

Referensi utama (silahkan tambahkan pengetahuan Anda dengan merujuk)

1) Mu'jam Al Mufarras Li Alfaz Al Quran Al Karim

2) Nasihat Agama dan wasiat Iman (Imam Habib Abdullah Hadad)

3) Manhaj Daurah Tadribiyyah

4) Tafsir Al Manar (Sheikh Rashid Redho )

5) Tafsir Juzu 'Amma Jawi (Sheikh Abdul Murad Sumatera Barat)

6) penyebab gerakan Atheis (Dr. Abd Rahman Abd Khaliq)

Dengan klik iklan ini berarti antum telah ikut berpartisipasi

loading...